APLIKASI BONUS DEMOGRAFI BIDIK MILENIAL
ybb, 30/12/18,—‘…kaum muda akan tumpah ruah sekitar 80-90 juta jiwa pada tahun 2030. Hal tersebut secara langsung menciptakan kondisi persaingan semakin ketat diantara mereka, belum lagi ditambah gelombang kaum muda produktif mancanegara yang juga berminat larut mengembangkan potensinya di negeri ini. Bisa kita bayangkan, di masa mendatang, pergulatan keras dalam meraih kesempatan kerja menuntut karakter kaum muda lebih baik dan mampu berkompetensi dengan lebih professional…’ ujar Bernard M, Ketua KPBD Nusantara, Riau, saat memperkenalkan konsep aplikasi digital bonus demografi melalui ruang emailnya, Minggu (30/12/18).
Menurut Bernard, tujuan pembuatan aplikasi yang telag cukup lama dirancangnya itu agar sosialisasi, advokasi, dan edukasi isu bonus demografi kepada kaum muda, milenial, lebih agility, cepat, dan efesien. ‘… melalui aplikasi tersebut kami berharap dapat menyajikan ragam informasi produktif yang seoptimal mungkin dapat digunakan dan memenuhi kebutuhan kaum muda milenial…kita berkeyakinan penuh jika produktivitas kaum muda dapat diungkit maka akan berimbas positif dalam menompang ketangguhan ekonomi bangsa…’
Lebih lanjut, di era bonus demografi yang hanya akan 1 (satu) kali dialami Indonesia, Bernard mencermati bahwa jutaan kaum muda belum tahu dan paham apa itu gelombang bnus demografi, kaum muda belum tahu dan paham dimana seharusnya dirinya membangun karir, bekerja atau berbisnis. Dan bahkan Pemerintah pun belum memiliki strategis tepat guna menghadapi era bonus demografi.
Pada tutor yang diunggahnya di youtube, konsep aplikasi bonus demografi yang dirancang Bernard cukup banyak memuat data informative dan arah dari aplikasi nantinya. Melalui aplikasi tersebut, ditargetkan relawan dan user sampai agustus 2020 mencapai 100.000 user/account; 5.000 interaksi/bulan; 1.000 relawan, dan; 50 ide produktif.
Di tahap awal ini, KPBD Nusantara melakukan penjajakan ke beberapa Perguruan Tinggi guna melihat kemungkinan sinerji program, diantaranya, PCK/USU/Unand; UNJA/Poli Batam/Univ Sriwijaya; Univ. Bengkulu/Univ. Lampung, dan beberapa Perguruan Tinggi lainnya.
Bentangan aplikasi diharapkan dapat mewujudkan kondisi di mana kolaborasi antargenerasi muda dan senior kian saling mendukung; kompetensi semakin professional; karakter kaum muda terjaga, dan; Indonesia Emas kian kokoh yang didukung ekonomi tangguh dan produktivitas tinggi kaum muda.
Bernard berencana, dalam waktu tidak terlalu lama, akan berkonsultasi dengan pimpinan Yayasan Bhakti Bangsa (YBB) guna mempertajam konsep yang telah dipersiapkannya. ‘…yaaa saya berharap di ruang presentasi tersebut dapat secara lebih leluasa menyampaikan ide dan teknis dari aplikasi tersebut…mudah-mudahan saja segera dapat dilaksanakan mengingat waktu kian menyempit…era bonus demografi terlihat panjang, akan tetapi sesungguhnya dia sangat pendek, terlebih jika kita menyadari betapa perubahan global begitu cepat terjadi. Ada ekses positif dan negative dari perubahan cepat itu yang harus kita siasati dan atasi…’ ujarnya.
lihat : https://www.youtube.com/watch?v=6CYf2470VjU
sb: esispr//