ANAK TIDAK BOLEH BERBUAT SALAH

Sebuah pengalaman yang terjadi ketika suatu hari saya bertemu dengan seorang ibu dengan dua anaknya sedang berbelanja disalah satu hypermarket. Saya menebak yang besar usia anak sekolah dasar  dan yang  kecil usia taman kanak-kanak. Si kecil merengek entah minta dibelikan sesuatu, saya tidak dapat menangkap dengan jelas apa yang diingini anak itu namun sang ibu tidak perduli dan bersikap tidak mendengarkan. Ketika sampai pada rak mie instan sang ibu mengambil beberapa mie dari raknya, sang anak terus mengikutinya. Tersentuh tangan sang anak mie instan di rak jatuh berserakan di lantai. Namun diluar dugaan saya sang ibu meledak amarahnya mencubit lengan si anak dan mengertaknya dengan raut muka yang menyeramkan.  Pemandangan yang sungguh tidak enak dilihat. Hal sepele yang seharusnya hanya memungut mie instan dan mengembalikan ke tempat semula di rak menjadi malapetaka bagi sang anak.

Cerita lain, Ada seorang anak yang takut memberitahukan hasi tesnya di sekolah kepada orang tua karena nilainya tidak sesuai dengan harapan orang tuanya. Dan menurutnya lebih baik disembunyikan tidak perlu diberitahu hanya akan mendapat amarah dari orang tua.

Singkat cerita sebuah pesan kuat yang saya dapat dari pengalaman dan cerita yang banyak saya dapatkan  bahwa kesalahan harus dihindari anak,  dengan cara apapun atau jika perlu disembunyikan.

Ketika seorang anak melemparkan pertanyaan, orang tua atau guru, semestinya memperlihatkan  dengan  jelas bahwa pertanyaan sang anak diterima dan mendapat perhatian. Sebaliknya ketika orang tua atau guru bertanya kepada anak semestinya tidak boleh langsung mengatakan jawaban sang anak salah, walaupun kenyataannya ternyata jawaban si anak itu salah, pergunakanlah kalimat-kalimat halus dan diplomatis seperti “jawabannya bagus tapi coba kita fikirkan sama-sama lagi ya mungkin ada jawaban yang lain yang lebih tepat”.

Jika atmosfir yang mendukung selalu dikembangkan dirumah dan disekolah akan memunculkan berbagai ekspresi kreatif dalam diri anak

Membuat kesalahan adalah manusiawi, sebuah kenyataan yang tidak mungkin berubah sampai kapanpun. Anak-anak yang dididik agar mengerti bahwa melakukan kesalahan adalah hal alami dan tidak bisa dihindarkan akan memiliki penerimaan diri dan kepercayaan diri lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang besar dalam ketakutan berbuat salah karena ancamannya adalah hukuman yang tidak bisa ditoleransi lagi.

Dengan demikian anak-anak yang memahami arti kesalahan tidak akan menyalahkan diri sendiri selama proses mencoba dan memperbaiki kesalahan yang dilakukannya. Anak tidak akan merasa sendiri dan terisolasi akibat perasaan takut salahnya, cepat membangun kembali rasa percaya dirinya dan memiliki kegigihan untuk berkompetisi secara sehat untuk menjadi yang terbaik.

***

you may also like