BONUS DEMOGRAFI BISA GENJOT INDUSTRI MANUFAKTUR

Liputan6.com, Jakarta – Menyikapi bonus demografi di Indonesia, ekonom senior & pendiri CORE Indonesia, Hendri Saparini melihat ini sebagai kesempatan untuk menggenjot industri manufaktur.

Menurutnya, lewat sektor ini akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan untuk generasi muda. Namun, saat ini industri manufaktur di Indonesia baru mencapai 19 persen.

Sementara itu, untuk menjadi negara maju yang memanfaatkan bonus demografi perlu industri manufaktur yang berkembang sebesar 44 persen.

“Kita justru industri manufaktur ini baru sampai ke 19 persen, setelah Covid-19 mungkin lebih rendah lagi. Padahal, rata-rata 44 persen untuk memasuki era bonus demografi. Ini juga menjadi pekerjaan rumah (PR) kita kenapa harus mereformasi ekonomi,” ungkap Hendri dalam dalam diskusi virtual BRIEFER.id, Jumat (21/8/2020).

Hendri mengatakan, pemerintah seharusnya menggarisbawahi era bonus demografi ini. Karena untuk mencapai Indonesia Emas pada 2045 diperlukan pembenahan kebijakan yang memanfaatkan situasi ini. Salah satunya dengan mengoptimalkan kinerja industri manufaktur.

Ia berkaca dari negara-negara yang sudah maju seperti Korea Selatan dan Jepang. Negara-negara ini bisa memanfaatkan masa kelebihan generasi muda dengan membuka lapangan pekerjaan melalui sektor manufaktur.

“Semua negara maju mereka hanya mengalami satu era bonus demografi. Dan pada saat itulah mereka memaksimalkan untuk menggenjot sektor-sektor yang bisa menciptakan job dan value added semaksimal mungkin,” paparnya.

“Sehingga negara-negara maju itu seperti Korea Selatan dan Jepang, sektor manufakturnya memiliki porsi yang besar, karena itulah bisa menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan per kapita,” sambung Hendri.

you may also like