REGENERASI MERUPAKAN KENISCAYAAN

ybb.or.idJakarta— Regenerasi merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari, bahkan sebuah keharusan agar gerak organisasi lebih efektif. Itu sebab, Jum’at (11/01/19), di kediaman Sarwono Kusumaatmadja dilaksanakan diskusi informal beberapa pengurus Yayasan Bhakti Bangsa (YBB) terkait, salah satunya, persoalan regenerasi mengingat pengurus yang sekaligus pendiri yayasan terbilang sudah jauh dari muda.

‘…kalau dari sisi produktif, kami-kami sih rasanya masih memiliki semangat dan produkivitas tinggi, apalagi jika yang kita (baca: YBB) kerjakan menyangkut masa depan bangsa…’ ujar Sarwono. Lebih lanjut Sarwono mengungkapkan didirikannya YBB beranjak dari rasa khawatir dengan imbas bonus demografi jika tidak ditangani dengan segera.

‘…sepenuhnya kami sadar bahwa persoalan bonus demografi ini kerja besar yang hanya bisa ditangani oleh Pemerintah, sedang NGO seperti kami sebatas berpartisipasi mengisi celah tertentu yang belum tertangani. Tentu disesuaikan dengan apa yang bisa dilakukan sebatas kapasitas dan kompetensi yang kami miliki…’ katanya. Sarwono juga mengungkap dimana program kerja organisasi yang dinahkodainya itu lebih menekankan pada kegiatan sosialisasi, karena menurut dia masih terlihat indikasi kepedulian yang minim dari banyak pihak, terutama pemangku kekuasaan, terhadap penanganan bonus demografi. Menurutnya pula, sebagai wacana, isu bonus demografi cukup gencar jadi perbincangan sepanjang tahun 2016 – 2017, dan mulai tampak mereda di tahun 2018. Dan, menurut Sarwono hal itu tidak boleh terjadi. Sebab bila kita lengah maka malapetaka demografi jelas-jelas membayang di depan mata.

‘…kami cukup berbesar hati, generasi milenial yang aktif di KPBD (Komunitas Peduli Bonus Demografi) sebagai mitra strategis juga memiliki kepedulian dan melihat persoalan dari sudut yang sama. Misal, kawan kita dari KPBD Nusantara – Riau, sedang berusaha mengembangkan aplikasi bonus demografi dengan memanfaatkan big data sehingga akan sangat membantu masyarakat, terutama kaum muda mengetahui dan mencari solusi atas masalah yang dihadapi di era penting ini, demikian pula KPBD-KPBD melalui ragam kegiatan yang sesuai kebutuhan lokalitasnya…’ ujarnya. Lebih lanjut Sarwono melihat partisipasi kaum muda dalam gerakan sosial bonus demografi sangat membantu, mengingat jalinan dan jaringan komunikasi akan sangat efektif  tersambung bila dilakukan oleh usia sepadan. Cara berpikir dan bahasa yang kami gunakan tentu akan berbeda dengan kaum muda milenial.

‘…ada sekat yang tidak tampak dan tidak terbaca diantara satu generasi ke generasi, dan itu sangat kami rasakan. Oleh karenanya, dengan partisipasi aktif kawan-kawan muda, seperti di komunitas-komunitas pemuda patut kami syukuri. Kami berharap melalui kawan-kawan yang berhimpun di komunitas tersebut akan mampu menjembatani kesenjangan baik pola pikir maupun nilai-nilai ideal dengan generasi milenial. Sehingga cukup beralasan jika kami mengakomodir dan memberi ruang gerak lebih luas kepada mereka. Jangan lupa, pada saatnya masa depan bangsa ini ditentukan oleh kaum muda…jadi regenerasi mutlak harus kami persiapkan dan laksanakan..’  Pungkasnya.

sb: esispr//

you may also like