APA YANG TIDAK LAZIM SEKARANG BISA JADI LAZIM DI MASA DEPAN
ybb.or.id, Jakarta— ‘…prakarsa Bung Bernard Manurung untuk menerbitkan buku elektronik berjudul Daya Ungkit Bonus Demografi Indonesia sungguh merupakan langkah yang berani, imajinatif, dan penting secara strategik…’ ujar Sarwono Kusummatmadja ketika diminta kata pengantarnya atas e-book karya Ketua KPBD (Komunitas Peduli Bonus Demografi) Bhakti Nusantara, Provinsi Riau, di Jakarta, Senin (28/01/19).
Sarwono juga menegaskan bahwa keberanian, imajinasi, dan kemampuan strategik memang diperlukan untuk membuat perkiraan tentang masa depan Indonesia yang demikian penuh dengan tantangan, jebakan, dan peluang. Ketidakpastian yang menantang dan menggairahkan ini. Menurutnya, kondisi ketidakpastian itu dimungkinkan oleh terjadinya perubahan lingkungan strategik global yang disebabkan oleh beberapa variabel seperti gejala perubahan iklim, perkembangan radikal dari teknologi informatika yang lazim disebut sebagai revolusi industri ke-4, dan juga hadirnya fenomena kependudukan, khususnya di Indonesia, yang lazim disebut sebagai bonus demografi, di mana mayoritas penduduk Indonesia berada dalam rentang usia produktif.
‘…era bonus demografi ini sudah berawal sekarang dan akan berlangsung beberapa dekade ke depan, dan merupakan fenomena yang tidak akan terulang kembali. Sekiranya kita sebagai bangsa mampu membaurkan berbagai perubahan strategik global di atas secara jitu dan mengena, maka Indonesia bisa menjadi negara adidaya dalam versi abad ke-21, karena memiliki ‘bahan baku’ vital yang melekat pada bakat alam kawasan Nusantara, dengan kekayaan kultural dan posisi geostrategiknya…’ ungkapnya penuh optimis.
Namun Sarwono juga mengingatkan jika gagal membaurkan berbagai variabel strategik di atas serta menafikan bakat-bakat alam, geografi, kultural, dan geostrategik, maka sebaliknyalah yang terjadi, bahwa kita akan menjadi bangsa marjinal yang hanya bisa meratapi diri sendiri.
‘…pilihan bagi kita amat jelas, dengan kontras yang sulit disamarkan. To be or not to be…’ katanya.
Sarwono menilai e-book Daya Ungkit Bonus Demografi Indonesia menggambarkannya dengan jelas, lugas, dan lengkap. Dan menyarankan generasi muda agar membaca buku ini secara paripurna dan dengan sikap terbuka. ‘…generasi muda yang menjadi tulang punggung produktivitas nasional perlu membaca untuk memperoleh manfaat dari jerih payah Bung Bernard Manurung…’. lebih lanjut, dalam pengelihatannya generasi muda yang terlanjur terjangkiti budaya instan dan terbiasa dengan paket-paket informasi yang seakan siap pakai melalui teknologi digital perlu mereformasi sikapnya.
‘…mereka yang menghindarkan diri dari kompleksitas masa depan akan terpinggirkan dan menjadi barisan pengguna produk revolusi industri 4.0 tanpa mengalami dan mengambil manfaat dari era perubahan dahsyat yang terjadi…’
sebagai pamungkas komentarnya Sarwono menyarankan agar kita bisa belajar membuka diri untuk dapat melihat sesuatu dari sudut perspektif yang luas. ‘…silahkan membiasakan diri menghadapi berbagai ketidaklaziman masa kini, karena apa yang tidak lazim hari ini akan menjadi lazim di masa depan. Silahkan menjalani era bonus demografi. Bisa juga menggunakan istilah yang lebih saya sukai: era tantangan demografi. Pilihan di tangan anda…’
sb: esispr//