MAU JADIKAN PELAKU, BUKAN PENONTON
ybb.or.id, Jakarta— Ketua KPBD (Komunitas Peduli Bonus Demografi) Banyuwangi, Nurakhmad, mengingatkan perlunya meningkatkan kualitas SDM di era digital ini. Menurutnya, bonus demografi bisa menjadi malapetaka bagi Indonesia di era industri digital. ‘…malapetaka bonus demografi ini terjadi apabila sumber daya manusia tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk mendukung industri digital…’ ujarnya saat dikonfirmasi terkait persiapan kerjasama KPBD Banyuwangi dengan SMP Kosgoro Sragi dalam penyelenggaraan lomba essay se-Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (06/02/19).
Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi pada tahun 2020 – 2030 mendatang. Pada tahun tersebut, jumlah penduduk berusia produktif (15-64 tahun) akan mencapai 70 persen. Sisanya adalah penduduk berusia non-produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). ‘…angka usia produktif tersebut sangat besar dan mereka yang sekarang ini duduk dibangku SMP nantinya yang akan mengisi era bonus demografi itu. Bisa dibayangkan jika dari sekarang tidak kita perkuat kompetensi mereka dengan kemampuan digital dan pengenalan atau pemahaman apa yang akan mereka hadapi di masa depan, yang ketat akan persaingan, maka saya khawatir banyak kaum muda yang termarjinalkan baik secara sosial maupun ekonomi…’ ungkap Nurakhmad.
‘…kami berharap, dengan lomba essay yang temanya bersentuhan dengan digitalisasi bisa mendorong peserta lebih dinamis dan luwes dalam mengungkapkan ide dan kreativitasnya sesuai dengan kekinian…’ ujarnya. Lebih lanjut disampaikan Nurakhmad bahwa tema essay berbasis digital sangat revelan buat para siswa mengingat tantangan di abad 21 ini adalah dunia digital. ‘…kita dengar, dan ini kemudian menghebohkan sebagian diantara kita, bahkan memunculkan kekhawatiran efek disrupsi teknologi digital khususnya. Oleh karena itu kita juga berharap dengan kegiatan ini bisa menumbuhkan keinginan anak-anak muda, generasi millennial, untuk menjadi pelaku yang dapat memetik manfaat dari era digital…’
Menurut Nurakhmad, lomba essay ini untuk kali pertama dilakukan dan pesertanya terbatas bagi para siswa SMP, itu pun hanya di Kecamatan Songgon. ‘…ini baru pertama kali kami menyelenggarakan kegiatan lomba ini, jadi agar bisa berjalan sesuai harapan maka kita coba dulu dilingkungan kecil, tingkat kecamatan…’ Nurakhmad menjadikan ajang kegiatan lomba sebagai bagian proses belajar agar di waktu berikutnya bisa menyelenggarakan sampai tingkat Kabupaten.
Pilihan kerjasama dengan SMP Kosgoro Sragi akan memudahkan KPBD yang dipimpinnya dalam mengelola kegiatan lomba. ‘…akses di sekolah ini mudah, kita bisa kerja sampai malam, apalagi kawan-kawan KPBD juga mengelola waroeng kopi Al Barka di situ…’ pungkasnya sambil tersenyum.
sb: esispr//