MEMBENTUK KARAKTER, KEHARUSAN MUTLAK BANGSA INDONESIA

ybb.or.idJakarta,— Penguatan karakter masih menjadi fokus utama gerakan sosial bonus demografi yang digalang oleh YBB (Yayasan Bhakti Bangsa) selama 2 (dua) tahun ke belakang.  Menurut Supramu Santosa, salah seorang Badan Pengawas Yayasan, persoalan karakter ini merupakan masalah besar dan sangat perlu perhatian banyak pihak. ‘…kita sungguh prihatin dan sangat miris mencemati prilaku banyak diantara kita (baca: masyarakat) yang menurut hemat kami sudah di luar jalur kewajaran; attitude tidak terpuji bisa kita lihat dan rasakan terjadi hampir di semua lapisan masyarakat…’ ujarnya saat menyampaikan pandangannya di Rapat Pleno Yayasan Bhakti Bangsa, di Jakarta, Jum’at (25/01/19).

Supramu mencontohkan, berdasarkan pengalamannya saat membuka lahan dan memberikan fasilitas jalan bagi masyarakat di suatu daerah dengan harapan dapat membantu mendorong peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat. ‘…apa yang terjadi…’ tanyanya. ‘…bukannya berterima kasih dengan merawat/memelihara jalan tersebut, malah kelompok-kelompok tertentu mematoki dan memalak pengguna jalan yang kami bangun, termasuk kendaran-kendaraan perusahaan kami…’ ungkapnya dengan nada kesal. Masih banyak contoh lain yang diutarakan Supramu berkaitan dengan pengalaman sosial yang tidak mengenakkannya.

‘…sebenarnya, orang-orang kita (baca: bangsa Indonesia) itu luar biasa potensinya, bahkan tidak kalah dari bangsa manapun di dunia, asalkan karakternya bisa dibentuk, bisa dibangun karakter positif. Saya yakin akan keunggulan bangsa kita ini dan itu sudah saya buktikan diperusahaan saya dimana para karyawan mampu menunjukkan prestasi lebih baik dari rekan sejawat diperusahaan asing…’ katanya.

Hampir senada, Bambang Wasito Adi, Pengurus Yayasan yang aktif membantu kegiatan SDC (skill development center) di Bappenas, mengungkapkan nada keprihatinan atas karakter buruk dan kurang peduli perangkat atau pemangku kekuasaan. Bambang menyampaikan pengalaman ketika berhadapan dengan kepala daerah yang memiliki pandangan keliru. ‘…mosok berpendapat kalau soal nganggur itu yaaa karena nasib saja. Ketika kita tawarkan untuk membantu menangani masalah tersebut, si kepala pemerintahan itu malah mengatakan sebaiknya uangnya diberikan saja biar dia (pemda—red) yang kelola dan kerjakan…’ ungkap Bambang.

Untuk berpartisipasi memperkuat karakter, pada rapat yayasan tersebut, pengurus baru YBB sepakat akan menggelar workshop dalam waktu dekat.

‘…kita perlu matangkan dan pertajam program kerja yang bersifat implementatif dengan tetap meneruskan program makro kita, yakni sosialisasi, advokasi, dan edukasi. Isu bonus demografi dan persoalannya perlu terus menerus dihembuskan mengingat keterbatasan waktu yang sangat sempit bagi kita (baca: Indonesia) agar dapat mendapat manfaat dari jendela peluang bonus demografi…’ ujar Fasli Jalal, Ketua Umum YBB, kepengurusan periode 2019 – 2021. Lebih lanjut Fasli berpendapat bahwa Yayasan yang dipimpinnya, disamping meneruskan program kerja makro yang sudah berjalan selama ini, juga akan lebih memfokuskan program penguatan karakter di lembaga pendidikan formal.

‘…kita akan buat sekolah percontohan dengan nilai karakter sebagai dasar pendidikannya, school culture…kami akan menggiatkan kerjasama dengan IHF (Indonesia Heritage Foundation) nya Ibu Megawangi yang selama ini memang sudah berhasil mengembagan pendidikan karakternya…’ tandas Fasli. ‘…sebagai modal awal, kami akan susun modul dan lakukan pengembangan di Yayasan mitra kerja kami yang memiliki sekolah tingkat SMP dan SMA/SMK. Jika model pendidikan yang kami terapkan berhasil maka hal ini diduplikasi ke sekolah lain, terutama di sekolah-sekolah mitra sinerji kami…’ lanjutnya.

Rapat Pleno yang digelar YBB, Jum’at malam kemarin, langsung di pimpin oleh Ketua Badan Pembina YBB, Sofyan Djalil. Pada kesempatan tersebut juga diputuskan beberapa Keputusan strategis Yayasan, diantaranya, menempatkan Sarwono Kusumaatmadja dan Dedi Aditya Sumanagara yang selama ini memimpin Badan Pengurus memperkuat Badan Pembina, Selain itu, hadirnya Prof. Asep Saefuddin, Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia, sebagai anggota Badan Pembina diharapkan semakin memperkokoh keberadaan YBB. Lainnya, Rapat Badan Pembina juga menetapkan susunan dan komposisi personalia Badan Pengurus YBB yang didominasi wajah baru.

Susunan Badan Pengurus YBB sebagai berikut: Fasli Jalal (Ketum), Widiyanto DS (Ketua Harian), Wendy Hartanto (Wakil Ketua bidang Program), Bambang Wasito Adi (Wakil Ketua bidang Kerjasama), R. AE Widiargo (Wakil Ketua bidang Komunikasi dan IT), Indragara (Sekum), Suhendra (Wakil Sekum), Suryani Motik (Bendum), Dhini Hidayati dan Veronika Wiyarsi, masing-masing sebagai wakil bendum, dan Anggota Fungsional, yakni David Yama, Titik Handayani, dan Widayatun.

sb: esispr//

you may also like