Peran Guru Sambut Bonus Demografi

Penulis: Nur Rofidah Diyanah

(Guru SMP Islam Sabilillah Malang)

28 Januari 2022

 

Tahun 2045 merupakan tahun yang penting bagi Bangsa Indonesia karena telah genap satu abad usia bangsa ini sejak diproklamirkannya kemerdekaan tahun 1945 lalu. Tahun 2045 juga menjadi momen yang dinantikan oleh segenap bangsa Indonesia dalam menyambut Indonesia Emas. Dengan melihat data hasil dari survey penduduk tahun 2020, bangsa Indonesia sedang menikmati Bonus Demografi. Itu artinya, 70 persen lebih dari masyarakat Indonesia dalam usia produktif dan angka itu akan terus meningkat hingga tahun 2050 mendatang.

Salah satu negara yang memanfaatkan bonus demografi dengan baik adalah Jepang. Pada tahun 1990 Negara tersebut mampu memanfaatkan momen bonus demografi dengan baik. Jepang menyerap penduduk usia produktif dengan memperbanyak lapangan pekerjaan terutama di dalam bidang manufaktur.

Menurut Tri Winarno, salah satu pengamat Bank Indonesia, kondisi tersebut tentu juga didukung dengan kualitas sumber daya manusia yang baik dan mampu bersaing secara global. Sehingga melalui trobosan tersebut pada tahun 2000 Jepang berhasil meningkatkan sektor perekonomiannya hingga mampu mengungguli Amerika Serikat sebesar 2 persen untuk setiap pekerjanya.

Sedangkan, di sisi lain, salah satu Negara yang kurang tepat dalam menyambut momen bonus demografi adalah Afrika Selatan. Momen ini tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, 53 persen penduduk pada usia produktif mengalami pegangguran. Hal ini dikarenakan Mismatch, atau terjadinya ketidaksesuaian keterampilan SDM yang ada dengan pekerjaan yang dibutuhkan.

Fenomena ini terjadi karena terdapat ketimpangan antara kurikulum pendidikan yang diterapkan di Afrika Selatan dan rendahnya kualitas output SDM. Sehingga, momen bonus demografi yang seharusnya mampu meningkatkan ekonomi negara, berbalik menyumbang angka kemiskinan.

Dapat kita cermati dari dua fenomena di Negara Jepang dan Afrika Selatan, bahwa momen datangnya bonus demografi membawa dua dampak yang sangat signifikan. Hal tersebut tergantung bagaimana suatu bangsa menyikapi momen tersebut.

Apakah kita hanya akan diam dan membiarkan generasi terus berkembang tanpa arah dan mengakibatkan angka kemiskinan yang semakin meningkat, atau kita persiapkan generasi mendatang dengan baik untuk menjadi titik balik bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat, adil dan makmur. Semua keputusan ada di tangan kita sebagai pengemban keputusan untuk generasi mendatang.

Generasi yang berusia produktif pada tahun 2045 adalah generasi yang berkisar pada usia 15 – 65 tahun. Itu artinya pada tahun 2022 ini generasi tersebut dalam usia 0-41 tahun. Pada periodesasi usia ini, kekhawatiran akan lebih berfokus pada penduduk usia 0-18 tahun, atau dapat kita sebut sebagai usia anak-anak. Tentu pada saat ini, tidak banyak dari mereka yang sudah memikirkan nasib bangsa Indonesia 23 tahun lagi.

Alih-alih memikirkan nasib bangsa Indonesia, anak-anak pada usia tersebut masih kewalahan dalam mengatur perubahan model pembelajaran yang terus berubah-ubah. Terlebih penggunaan gadget yang masih perlu mendapat pengawasan dari orang tua. Hal tersebut menunjukkan betapa lemahnya generasi yang akan kita andalkan di tahun 2045 nanti. Di samping itu, belajar dari Negara Afrika Selatan, output pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan SDM di Indonesia juga perlu menjadi highlight.

Sesuai dengan Visi Inonesia 2045 yang telah disusun oleh Kementerian Perencanaan Pembagungan Nasional pada pilar I yakni, “Pembangunan manusia serta penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi”, kini telah bersinergi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Terbukti dengan adanya pelaksanaan kegiatan Asesmen Nasional yang resmi dilaksanakan pada tahun 2021 secara serentak di seluruh Indonesia.

Ini merupakan langkah awal perombakan orientasi belajar yang lebih berfokus pada pengaplikAsian hasil pembelajaran di dunia kerja. Indonesia mulai bercermin kepada Negara-negara dengan peringkat teratas PISA (Programme for International Student Assessement) pada tahun 2018 seperti China dan Singapura.

Asesmen Nasional untuk saat ini lebih difokuskan pada keterampilan Literasi dan Numerasi. Perubahan orientasi pembelajaran yang dicanangkan oleh pemerintah perlu ditindaklanjuti dengan tepat. Pihak yang paling berperan dalam proses realisasi ini adalah guru.

Guru berperan penting dalam mengintegrasikan pola pikir siswa dengan berbagai perubahan orientasi belajar yang ada agar dapat membentuk generasi yang siap dalam menyambut bonus demografi 2045 mendatang.

Menurut Juhji (2016) guru memiliki tujuh peran utama, yaitu: (1) pendidik; (2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar, (5) komunikator terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi, serta (7) kesetiaan terhadap Negara. Pada poin 1,2, dan 3 secara otomatis guru menjadi panutan bagi siswa-siswinya karena mencerminkan nilai-nilai yang luhur.

Guru dianggap memberikan dampak yang luar biasa pada suatu generasi, selain karena peran guru sebagai orang tua kedua, kualitas dan intensitas kegiatan pembelajaran di sekolah mengakibatkan siswa secara tidak langsung menjadikan guru sebagai panutan.

Lantas, apa yang harus dilakukan oleh guru untuk membentuk generasi yang siap di tahun 2045 mendatang? Guru dapat mulai memberikan berbagai referensi profesi yang sangat dibutuhkan di masa depan. Guru dapat menjelaskan pentingnya profesi tersebut, kontribusi profesi tersebut dan korelasinya dalam pembangunan bangsa.

Dengan tahap tersebut mindset siswa akan terbuka, dan secara tidak langsung memberikan stimulus kepada siswa untuk mencari referensi yang lebih luas. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan menampilkan deskripsi profesi dari berbagai media. Seperti video, buku, gambar atau jika memungkinkan dapat dilakukan dengan mendatangkan seorang ahli sebagai sumber referensi.

Selanjutnya, siswa akan memiliki gambaran dan kecondongan terhadap suatu profesi tertentu. Sesuai dengan peran guru sebagai pembimbing, guru perlu terus mengarahkan siswa untuk terus konsisten dalam meraih apa yang dicita-citakan. Guru perlu memberikan penjelasan, pengetahuan dan keterampilan apa saja yang dibutuhkan oleh profesi tersebut.

Sehingga siswa dapat berkonsentrasi sejak dini untuk mendalami bidang yang ia minati. Di samping itu guru juga perlu terus memotivasi siswa untuk tidak pantang menyerah pada titik-titik tertentu, membesarkan hati siswa dan memberikan kisah-kisah inspirasi agar siswa dapat memunculkan kembali semangatnya.

Salah satu tugas guru yang perlu diintegrasikan dengan kurikulum yang terbaru adalah, memberikan urgensi dan keterhubungan antara apa yang diajarkan dengan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Guru perlu memberikan contoh nyata pengaplikAsian suatu teori pelajaran dalam dunia kerja.

Sekali lagi guru, perlu menjalankan perannya dengan baik, guru perlu menstimulus pengembangan wawasan siswa. Guru juga perlu terus berinovasi agar siswa selalu tertarik dengan apa yang disampaikan. Targetnya siswa dapat menjadi generasi yang siap untuk bersaing secara global 23 tahun mendatang. Dan Bangsa Indonesia dapat menyongsong Bonus Demografi 2045 dengan baik, sehingga 70 persen lebih penduduk usia produktif bangsa Indonesia dapat mendongkrak perekonomian bangsa serta menjadi titik balik Indonesia menjadi Bangsa yang berdaulat, adil dan makmur.

Sumber: https://newmalangpos.id/peran-guru-sambut-bonus-demografi