SUKSES KECIL AKAN MENDORONG KESUKSESAN LAINNYA
Jakarta — ‘…pertama, dia bukan saja seorang pemimpi yang hebat namun mampu mewujudkan mimpinya tersebut menjadi kenyataan. Kedua, orangnya cerdas dan pekerja keras. Ketiga, memiliki kepercayaan diri tinggi meskipun beliau membahasakan diri dengan merendah. Keempat, dia seorang komunikator dan pelobi yang tangguh; dia mampu mempengaruhi ragam kalangan, baik dari masyarakat biasa sampai ke pejabat. Kelima, dia juga seorang dermawan, suka membantu orang…’ ungkap Dr. Masrul, salah seorang sahabatnya saat diminta testemoni pada Webinar UNAND Inspiring, Jum’at, 11/09/20.
Webinar yang dipandu langsung oleh Dekan Fakutas Pertanian Universitas Andalas, Dr. Ir. Munzir Busnlah, M.Si, untuk kali pertama diselenggarakan dengan menghadirkan alumnus Fakultas Kedokteran UNAND yang memiliki track record menakjubkan dan sangat layak sebagai inspirator anak bangsa. Ya, dia adalah Prof. Fasli Jalal, Ph.D.
Pada kesempatan itu, Fasli Jalal, banyak bercerita perjalanan karirnya mulai sejak kuliah hingga saat menjabat posisi sebagai Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, di era pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), Januari 2010 – Oktober 2011.
‘…ketika mahasiswa saya aktif juga di kegiatan ekstra, diantaranya, membuat kelompok belajar Bahasa Inggris, ikut pertukaran mahasiswa kerjasama Indonesia – Kanada (cross culture understanding, leadership,dll), dan aktifitas sosial kemasyarakat lainnya…’ ujarnya. Oleh karenanya, menurut Fasli, dengan kegiatan ekstra tersebut membuat dia seringkali ia datang ke desa-desa bertemu dengan masyarakat.
‘…dari pengalaman di desa-desa terpencil, di pedalaman Aceh, di pedalaman Kalimantan, saya melihat betapa masalah masyarakat di bidang kesehatan itu sebenarnya sederhana, tidak muluk-muluk, tidak rumah sakit yang canggih, tidak dokter-dokter specialist, mereka itu butuh gizi, mereka itu butuh lingkungan kesehatan yang baik, mereka butuh pengetahuan yang bisa membantu mereka yang dalam konsep sekarang itu dikenal dengan pola hidup yang bersih dan sehat…’ ungkapnya. Pengalaman tersebut memiliki imbas yang kuat, yang mampu merubah orientasinya dari rencana melanjutkan ke specialist untuk kemudian malah lebih tertarik menekuni public health. Hanya karena waktu itu bari dibuka Jurusan Gizi, akhirnya Fasli melabuhkan dedikasinya di bidang tersebut.
Dari pengalaman perjalanan karirnya, Fasli menganjurkan agar kaum muda berani berpikir out of thee box dan juga memanfaat setiap peluang dengan baik. Menurutnya, apabila kita mampu memanfaatkan setiap kesempatan dengan baik dan benar maka hal itu akan membuka kesempatan-kesempatan lain yang lebih baik. Misal, dia mencontohkan ketika masih mengikuti pertukaran mahasiswa, di Kanada, ada kesempatan untuk mengikuti test toefl dan hasilnya di atas 560-an. Karena toefl itu memungkinkan dan membuka peluang sampai ke luar negeri.
Ketika BKKBN membuka program beasiswa, berbekal hasil test toefl itu yang dikirimkan sebagai lamarannya, tidak perlu mengikuti prosedur test manual pihak BKKBN langsung memanggilnya ke Jakarta.
Selain berani berpikir di luar kebiasaan dan memanfaatkan setiap peluang, Fasli juga menganjurkan agar mahasiswa atau kaum muda harus dinamis, mengikuti banyak kegiatan yang nantinya bisa berguna sebagai referensi. ‘…ketika akan melanjutkan ke Cornell University, banyak yang meragukan akan lulus dan diterima di perguruan tinggi tersebut mengingat transkrip akademik yang rata-rata nilai 6 (enam) dan 7 (tujuh) …Namun ternyata aktivitas dan pengalaman-pengalaman di luar akademik justru sangat membantu menjadi referensi yang berguna pada proses evaluasi karena dari latar belakang itu jati diri seseorang akan tampak dan diketahui…’ tambahnya.
Banyak yang dapat kita tarik jadi bahan masukan bermanfaat dan konstruktif dari perjalanan pengalaman sang Inspirator; aktivis yang memiliki prestasi akademik menonjol dan kepedulian sosial yang tinggi. (lihat tayangan lengkap webinar di youtube)
Bio data lihat: https://id.wikipedia.org/wiki/Fasli_Jalal
sumber: esispr//