MENKO PMK: PEMBANGUNAN MANUSIA HARUS BAGUS

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan saat ini Indonesia memasuki fase bonus demografi penduduk.

Itu artinya, jumlah penduduk usia produktif jauh lebih banyak dari total penduduk. Karena itu, menurut Muhadjir, pembangunan manusia harus direncanakan dengan baik agar Indonesia mendapatkan keuntungan dari bonus demografi itu.

“Pada saat itu, kalau pembangunan manusia Indonesia bagus, mulai dari proses 1.000 hari kehidupan sampai SMA/SMK hingga perguruang tinggi terhindar dari jebakan-jebakan,” kata Muhadjir dalam Seminar Nasional PLS FIP Universitas Negeri Malang, Sabtu (8/8/2020).

Jebakan yang ia maksud adalah kemungkinan anak putus sekolah.

Muhadjir mengatakan, angka putus sekolah Indonesia di tingkat SD, SMP, dan SMA masih tinggi. Jebakan lain adalah profil lulusan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja. “Jebakan SD-SMP-SMA adalah dropout. Angka dropout kita masih tinggi.

Kemudian ketidakrelevanan antara kebutuhan dan kelulusan,” kata dia. Ia melanjutkan, ada tiga hal yang menjadi keuntungan jika pengelolaan sumber daya manusia baik. Pertama, mereka dapat menghidup diri sendiri secara mandiri. Kedua, mereka dapat menghidupi penduduk yang tidak produktif. Ketiga, pendapatan mereka yang berlebih dan ditabung dapat menjadi sumber investasi bangsa. “(Mereka) akan bisa bertanggung jawab kepada tiga hal.

Pertama menghidupi dirinya sendiri, menghidupi semua penduduk yang tidak produktif, lalu kalau ada kelebihan pendapatannya dapat diinvestasi atau ditabung menjadi human capital investment,” kata Muhadjir. “Kalau ini besar, maka kemudian masing-masing orang akan punya tabungan besar dan dapat digunakan membangun negara ini,” lanjut dia.

Menurut Muhadjir, hingga saat ini Indonesia masih bergantung pada pemodal atau investor asing. Harapannya, Indonesia bisa bergerak menjadi negara yang unggul dan sejajar dengan negara maju lainnya. “Sekarang pemerintah sedang habis-habisan dan bekerja keras mendatangkan investor atau pemodal untuk investasi di Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan lapangan kerja yang jumlahnya sepadan dengan jumlah penduduk produktif, yang sesuai dengan bidang keahlian dan nilainya cukup tinggi, sehingga pada akhirnya Indonesia dapat keluar dari jebakan pendapatan menengah. Bisa menjadi negara maju, unggul, memiliki martabat, dan berdiri sejajar dengan negara maju lain,” kata Muhadjir.

Penulis : Tsarina Maharani
Editor : Egidius Patnistik

you may also like