TANTANGAN JURNALISME DI ERA KETERBUKAAN
Seiring dengan perubahan zaman yang sangat cepat, ditopang dengan dukungan perkembangan teknologi yang memungkinkan setiap orang bisa jadi jurnalis, asalkan bisa merangkai kata dan kalimat. Tapi, apakah itu cukup guna memenuhi persyaratan untuk menjadi jurnalis profesional yang sarat tanggungjawab jawab, bukan saja dari sisi wawasan melainkan juga moral.
Tidak bisa kita hindari dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi di era revolusi industri 4.0, apa yang terjadi di setiap pelosok daerah manapun di dunia ini, bisa langsung di rekam dan disebarkan baik dengan memanfaatkan media elektronik, mendia online, jejaring sosial dan lain sebagainya. Contoh sederhana, peliputan visual melalui gadget dan kemudian viral serta (malah) dijadikan bagian berita media elektronik. Persoalannya adalah, apakah liputan berita dan berita tersebut bisa sudah memenuhi kaidah jurnalistik?
Benar adanya bahwa substansi kegiatan dunia jurnalistik tidak lain adalah berbagi informasi. Akan tetapi tentu tidak semua informasi itu bisa dikategorikan memenuhi kaidah umum jurnalistik, misal, informasi yang akan dibagikan kepada yang lain atau untuk konsumsi publik, tidak boleh mengandung unsur kebohongan (hoax), fitnah, dan sebagainya.
Di sisi lain perkembangan teknologi seringkali dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan menjadi informasikan yang bisa diragukan kebenarannya. Oleh karena itu, hal ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi dunia media yaitu menyajikan informasi secara cepat dan juga akurat, artinya disamping penyampaian informasi yang cepat juga harus dijamin kebenaran dari isi/muatan informasi tersebut sehingga semua informasi yang disebarkan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dan juga bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.
Lalu untuk informasi atau opini yang bersifat debatable, tentu harus disajikan secara berimbang agar informasi atau news yang dibuat tidak terkesan untuk menggiring persepsi publik terhadap kebenaran mutlak satu pihak saja.
Media harus memuat informasi atau opini dari pihak lain yang mungkin berbeda pendapat. Jadi dengan argumen masing–masing yang logis dan benar akan memberi kesempatan kepada pembaca untuk setuju atau tidak setuju terhadap suatu tema.
Biarkan pembaca untuk membaca, berpikir menganalisa dan memutuskan menurut nalar sehatnya masing–masing, dengan demikian media sudah memposisikan dirinya secara netral dalam penyajian berita yang berimbang. Hal ini akan menjadikan media sebagai instrumen konstitusi untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Aspek–aspek yang diuraikan di atas akan menjadi tantangan dunia jurnalisme saat ini dan masa depan. Namun demikian masih ada satu sisi lagi yang harus dipertimbangkan, yaitu dari sisi manfaatnya. Apakah informasi yang akan dimuat tersebut bermanfaat atau tidak? Sudah tentu hal ini menjadi penting, karena disamping pertanggungjawaban hukum, seluruh awak media juga memiliki pertanggungjawaban moral terhadap kebenaran dan manfaat dari informasi yang disajikan.
Belum lagi menyangkut seni bahasa, sistematika penyampaian dan gaya penulisan yang mungkin beragam. Termasuk pemilihan berita, apakah akan fokus terhadap bidang tertentu saja? atau juga memuat bidang lain secara terbatas.
Ini semua menjadi kebijakan dan manajemen media masing–masing. Dalam konteks ini biasanya menyangkut pertimbangan pasar dan pertimbangan bisnis. Jika fokus pada bidang tertentu saja, tentu memiliki kelebihan karena akan memudahkan masyarakat yang ingin mengetahui bidang tertentu saja.
Namun juga memiliki kerugian karena hanya menjaring masyarakat yang homogen, padahal realitasnya masyarakat atau pasar itu sangat heterogen.
Untuk menyikapi hal di atas, biasanya ada sebagian media yang menggunakan strategi untuk memuat informasi lain namun dalam prosentase yang terbatas. Kenapa ini perlu dilakukan? tentu dimaksudkan, agar sebagian segmen pasar yang tidak fokus pada bidang tertentu, tentu ingin menemukan bahan bacaan lain yang heterogen.
Bagi pengelola media online, hal ini menjadi sangat penting agar ada peningkatan traffic sehingga membantu dalam mencari para sponsor atau iklan dan layanan kerjasama bisnis lainnya dengan berbagai pihak.
Demikianlah sumbangsih singkat pemikiran bagi dunia jurnalistik, dan semoga bermanfaat. Sukses terus bagi semua insan media, baik media cetak, media elektronik maupun media online yang saat ini lagi booming.
Tantangan pasti banyak, dan seni mengelola media menjadi sangat penting. Dan, yang perlu diingat, di era bonus demografi ini, kaum muda milenial kina cerdas, smart, dalam memilih dan memilah informasi. Oleh karena itu, amat sangat perlu dipertimbangkan untuk memuat dan mneyajikan berita yang aktual, berimbang, bertanggung jawab dan bermanfaat.
penulis: Dede Farhan Aulawi.
editor: Indragara.