MELALUI KPBD, YBB DORONG ENTREPRENEUR DI GRASSROOT
ybb.or.id, Jakarta,— ‘…jika PKBM jadi alternatif program pilihan YBB memang sudah sangat tepat mengingat penelenggaraannya jauh lebih sederhana dibanding membuka lembaga pendidikan formal…ujar Harris Iskandar, Dirjen PAUD/Dikmas Kemdikbud, ketika menerima pimpinan YBB, di lantai 3 Dedung E, Jakarta.
Selain itu, Harris mencermati kegiatan-kegiatan yang bertumpu pada Pendidikan Masyarakat, seperti, PKBM, LKP dan lain-lain lebih memungkinkan YBB menemukan format ideal sesuai dengan karakter organisasi berbasis gerakan sosial. ‘…melalui penyelenggaraan pendidikan non-formal itu, hasilnya akan lebih terukur dan dirasakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran YBB. Misal, penyelenggaraan LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan —red) kan tidak butuh waktu lama atau panjang untuk meningkatkan kompetensi mereka yang jadi sasar latih…’ ujarnya pula.
Harris mengungkapkan YBB dengan kelengkapan mitra strategisnya bisa memanfaatkan PAUD ataupun PKBM dalam menanamkan nilai-nilai yang bersentuhan dengan penguatan karakter. ‘…saya mengikuti kegiatan dan perkembangan YBB sejak tahun 2014 ketika para tokoh, seperti pa Sarwono memulai dengan gagasan bonus demografinya. Yang saya tahu, beliau dan kawan-kawan di YBB sangat kosen terhadap penguatan karakter bangsa. Saya ingat ketika masih dalam bentuk pokja bonus demografi, di diskusi tematik yang diselenggarakannya, beliau mengungkap keprihatinan dan kekhawatiran atas masa depan kawula muda dalam era persaingan global…karenanya saya menyambut gembira jika YBB berminat untuk mendirikan dan mengembangkan kegiatan PKBM, tentu melalui mitra strategisnya (KPBD —red)…kami dukung…’ katanya.
Silaturahmi pimpinan YBB dengan Dirjen PAUD/Dikmas berlangsung dalam suasana keakraban.
Menurut Aditya Sumanagara, yang juga turut hadir mendampingi Sarwono, Yayasan yang didirikannya di kota Bogor, selain menyelenggarakan lembaga pendidikan formal, SMP, SMA, dan SMK, juga baru-baru ini meresmikan Taman Kanak-Kanak dan berencana mendirikan PAUD. ‘…YBB terus berusaha mengembankan kemitraan dengan berbagai pihak, terutama para penyelenggara pendidikan. Kami percaya dunia pendidikan masih sangat efektif jadi tumpuan pemecahan persoalan bonus demografi Indonesa…hanya kita sekarang berpacu dengan waktu saja, jika lalai memanfaatkan waktu yang sempit ini maka tertutup kesempatan untuk menikmati manfaat dari bonus demografi…’ ujarnya. Aditya juga meminta sekali waktu Harris Iskandar dapat mengunjungi sekolahnya. ‘…di SMK kami, di Bogor, sudah dilaksanakan PKBM dan juga pelatihan yang erat kaitannya dengan dunia broadcast…’ tambahnya.
Diujung silaturhami, Harris Iskandar berharap KPBD-KPBD dapat menyelenggarakan PKBM dan bersinerji dengan PKBM yang sudah ada agar bisa mempercepat membantu memecahkan masalah bangsa, misal, mendorong lahirnya para wirausahawan atau entrepreneur dikalangan generasi milenial. ‘…kita (baca: Indonesia) ini masih jauh dari cukup memiliki para entrepreneur. Nah bagaimana cara agar lulusan SMP ke bawah yang mendominasi sumber tenaga kerja kita bisa kita dorong memiliki kompetensi ke arah itu…kalau tidak, jumlah besar tenaga kerja tersebut (58,7%) menjadi kurang produktif…amat disayangkan…’ katanya.
sb: esispr//